(foto ilustrasi tes virus di laboratorium)
InilahBean.com - Internasional,
Kementerian Pertahanan Rusia sebelumnya mengumumkan jika Amerika Serikat (AS) telah menggelontorkan sejumlah uang ke fasilitas penelitian biologi di Ukraina. Rusia bahkan menuding, anggaran tersebut digunakan untuk mendanai pembuatan senjata biologis serta eksperimen yaitu virus corona kelelawar.
Kepala Pasukan Perlindungan Nuklir, Biologis, dan Kimia Angkatan Bersenjata Rusia Igor Kirillov menyebut, tujuan lain dari pendanaan tersebut juga diduga digunakan untuk menciptakan bioagen yang mampu menargetkan kelompok etnis tertentu.
"Dokumen yang tersedia mengkonfirmasi banyak kasus transfer sampel biologis warga negara Ukraina ke luar negeri," kata Igor.
"Dengan tingkat probabilitas yang tinggi, kita dapat mengatakan bahwa salah satu tugas Amerika Serikat dan sekutunya adalah menciptakan agen hayati yang secara selektif dapat mempengaruhi berbagai kelompok etnis penduduk," jelasnya.
Igor juga mengatakan bahwa 350 cryocontainer dengan sampel serum darah telah dipindahkan dari Pusat Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Ukraina ke laboratorium rujukan untuk penyakit menular di Institut Doherty Australia. Mereka disebut melakukan hal itu dengan dalih untuk menentukan titer antibodi.
Kementerian Pertahanan Rusia bahkan mengaku telah mendapatkan dokumen yang menegaskan bahwa penelitian biologis berisiko tinggi di Ukraina dipimpin oleh spesialis asal Amerika Serikat.
Igor Kirillov bahkan mengatakan, dokumen tersebut juga menunjukan data bahwa Departemen Pertahanan AS telah mendanai penelitian biologi di Ukraina.
Keterlibatan Amerika terkait hal tersebut bahkan dianggap secara tidak langsung telah terkonfirmasi, melalui pernyataan yang disampaikan Wakil Menteri Luar Negeri untuk Urusan Politik Victoria Nuland.
Pasalnya, saat itu pejabat AS tersebut sempat mengatakan bahwa Washington khawatir tentang biolab Ukraina yang diambil alih oleh Rusia.
Dalam keterangannya, Igor juga merinci beberapa penelitian biologi yang didanai AS di lab Ukraina tersebut, yaitu proyek "UP-2, UP-9, UP-10, yang bertujuan mempelajari patogen antraks dan demam babi Afrika".
Proyek UP-4, khususnya, dikatakan telah dikembangkan di laboratorium di Kiev, Kharkov, dan Odessa, dan dijadwalkan hingga 2020. Pentagon juga disebut tertarik pada vektor serangga yang dapat menyebarkan penyakit menular berbahaya.
"Analisis bahan yang diterima menegaskan fakta bahwa lebih dari 140 wadah dengan ektoparasit kelelawar, kutu dan caplak, dipindahkan dari laboratorium biologi di Kharkov ke luar negeri," tutur Igor.
Lebih lanjut, sebagian besar dokumen terkait dengan penelitian itu disebut-sebut telah dievakuasi pihak AS dari Ukraina.
Kekhawatiran serupa sebelumnya juga sempat disuarakan juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Mayor Jenderal Igor Konashenkov yang menyebut laboratorium biologi yang didanai AS di Ukraina sedang melakukan eksperimen dengan sampel virus corona kelelawar.
Serta kemungkinan penyebaran patogen melalui burung liar, yang bermigrasi antara Rusia, Ukraina, dan negara-negara lain di kawasan itu.
Terpisah, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak Ukraina untuk menghancurkan semua patogen yang sangat berbahaya di laboratorium. Hal ini untuk mencegah wabah ketika serangan Rusia di negara itu berlanjut. Patogen merupakan parasit maupun bahan yang dapat menimbulkan penyakit pada inangnya.
Badan di bawah PBB ini mengungkapkan promosi biosekuriti di laboratorium untuk mencegah pelepasan patogen yang tidak disengaja atau disengaja merupakan salah satu tugas mereka.
"Sebagai bagian dari pekerjaan ini, WHO sangat merekomendasikan kepada Kementerian Kesehatan di Ukraina dan badan-badan lain yang bertanggung jawab untuk menghancurkan patogen ancaman tinggi untuk mencegah potensi kebocoran," terang WHO seperti dilansir AFP.
WHO secara rutin membantu negara-negara anggota dalam meningkatkan kapasitas kesehatan masyarakat mereka, termasuk memfasilitasi peningkatan keselamatan dan keamanan laboratorium yang menyimpan sampel patogen.
"Kantor negara WHO di Ukraina telah bekerja selama beberapa tahun dengan Kementerian Kesehatan dan mitra lainnya, termasuk negara anggota WHO lainnya, untuk mendukung peningkatan biosafety dan biosecurity laboratorium, serta kapasitas personel lab, khususnya untuk menanggapi pandemi Covid-19," ujarnya.
"Laboratorium harus selalu melihat dan menilai situasi mereka, untuk memastikan bahwa dalam kasus ancaman, ada cara untuk membuang patogen dengan aman yang biasanya ada di semua negara ini untuk tujuan kesehatan masyarakat, dan untuk menghindari kebocoran yang tidak disengaja," ujar juru bicara Tarik Jasarevic kepada wartawan di Jenewa melalui tautan video dari Ukraina.
Ditanya oleh AFP, WHO tidak memberikan daftar laboratorium di Ukraina, juga tidak menunjukkan tingkat biosekuriti mereka maupun menjelaskan patogen apa yang mereka pegang.
Jasarevic tidak dapat mengatakan apakah laboratorium yang terpengaruh oleh rekomendasi ini berada di area yang secara aktif dibombardir atau diduduki oleh pasukan Rusia.***
Sumber: CNN, SeputarTangsel.
Tag :