Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Batu Keramat di Sragen, Ekskavator dan Ahli Batu Tak Mampu Pindahkan, Oh Ternyata..

Senin, 20 September 2021 | September 20, 2021 WIB Last Updated 2021-09-19T21:56:37Z
(foto batu Nisan dari Panembahan Senopati Nyai Tuginah Wiro Atmojo)


InilahBean.com - Sragen


Ditemukan batu berdiameter sekitar satu meter tak jauh dari goa petilasan Pangeran Mangkubumi di Dukuh Gebangkota, Desa Gebang, Masaran, Sragen ini menyimpan misteri dan dianggap keramat.


Baca Juga : 

Angin NGAMUK, 21 Rumah di Desa Tanjungsari Brebes Rusak Parah


Sebagian batu itu terpendam di tanah. Sepintas, tidak ada yang istimewa dari batu itu. Namun, batu itu ternyata cukup dikeramatkan oleh warga sekitar. Batu itu berlokasi di tepi jalan yang masih berupa tanah.


Baca Juga : 


Supaya tidak mengganggu akses jalan yang baru saja dibangun, warga setempat sempat mau memindahkan batu itu ke lokasi lain. Ekskavator juga sudah dioperasikan untuk memindahkan batu itu dari tempatnya. Akan tetapi, nyatanya ekskavator itu tak mampu mengangkat batu yang menyimpan misteri tersebut.


Baca Juga : 

“Karena ekskavator tak mampu, kemudian kami mendatangkan tukang ahli pecah batu. Ia sempat datang ke sini. Namun, ia hanya menengok batu itu dan tidak mau memecah batu itu. Bagi warga sekitar, batu itu akhirnya jadi misteri karena tidak bisa dipindah,” kata Tumin, 55, warga sekitar, Minggu (19/9/2021).



Teka-teki terkait misteri batu keramat di Desa Gebang, Sragen, yang konon tak bisa dipindah itu akhirnya terjawab. Dari hal aneh itu akhirnya seorang sesepuh warga memberi tahu bahwa batu itu sejatinya adalah nisan. Tepatnya nisan dari seorang panglima perang wanita pengikut setia Pangeran Mangkubumi.


Baca Juga : 


Namanya Panembahan Senopati Nyai Tuginah Wiro Atmojo yang merupakan putri Tumenggung Wiro Atmojo. “Itu cerita dari sesepuh yang paham soal kebatinan. Batu itu dipercaya adalah nisan pemberian Pangeran Mangkubumi sebagai penanda makam anak buahnya yang gugur,” ujar Tumin.


Baca Juga : 

Raip 849 Juta, Mesin ATM di Didalam Minimarket Semarang Dibobol Maling


Di atas batu keramat di Desa Gebang, Sragen, itu dahulu tumbuh pohon Wawungan yang juga dikeramatkan oleh warga sekitar. Dahulu sempat ada warga sekitar yang mengambil sebagian batang kayu dari pohon itu untuk dipakai membuat gagang cangkul.


Baca Juga : 


Akan tetapi, sesaat setelah mengambil kayu itu, warga tersebut jatuh sakit. Khawatir terjadi hal yang tidak diinginkan, batang kayu itu akhirnya dikembalikan ke lokasi awal.


Baca Juga : 

Kapal Pengayoman IV TERBALIK di Perairan Cilacap, 2 Meninggal dan 5 Selamat


Saat ini, pohon Wawungan itu sudah lapuk dimakan usia. Kendati begitu, tidak ada warga sekitar yang berani menggunakan batang pohon itu sebagai kayu bakar. Saat ini, kayu dari pohon Wawungan itu teronggok di seberang jalan. “Kami akan membawa batang kayu itu ke lokasi semula. Kayu itu tidak boleh diseret, tetapi harus diangkat supaya tidak patah,” papar Tumin.


Baca Juga : 


Tak jauh dari lokasi, terdapat 20 makam lain yang juga dipercaya sebagai pusara para pengikut Pangeran Mangkubumi. Makam para pengikut Pangeran Mangkubumi itu hanya ditandai tumpukan batu. Delapan makam berada di satu lokasi.


Baca Juga : 

Sementara makam lainnya tersebar di tepi Sungai Mungkung. “Dulu ada banyak warga pendatang yang biasa di sini. Tujuannya macam-macam mulai dari bertapa di goa hingga berziarah. Itu terjadi sekitar 1980-an,” papar Suroto, tokoh masyarakat desa setempat.*** Sumber Solopos.

#Sragen #Sejarah 






×
Berita Terbaru Update